Wayang
kulit memang merupakan seni tradisional di Indonesia berkembang dengan baik di
Jawa dan di Bali, merupakan kekayaan Nusantara lahir dari budaya dan seni
masyarakat Indonesia. Wayang tersebut berasal dari katan” Ma Hyang” artinya
menuju ke roh spiritual ataupun dewa, sehingga dalam perkembangan awalnya
sebagai seni untuk melengkapi rangkaian upacara keagamaan. Wayang juga
diartikan sebagai bayangan, karena seni wayang kulit tersebut memang disaksikan
dari bayangan wayang kulit pada selembar kain putih (kelir) yang terbentang di
depan, sedangkan penonton bisa menyaksikan dari sisi lainnya.
Wayang
kulit dimainkan oleh seorang yang bernama “dalang” maka ki dalanglah tokoh
sentral yang memegang peranan penting dalam pemetasan seni wayang kulit
tersebut. Kelihaian dalang dalam penguasaan seni sastra, suara dan gerak,
termasuk tampilan dan bentuk wayang yang menarik akan menentukan pementasan
wayang atau dalang tersebut bisa diterima oleh masyarakat luas dan bertahan
mempertahankan eksistensi seninya untuk bersaing dengan berbagai jenis hiburan
yang berkembang sangat beragam sekarang ini. Maka untuk itulah dalang yang
kreatif dan inovatif menjadi pilihan masyarakat paling populer saat ini. Jadi
wawasan dalang haruslah luas, bahkan apapun berkembang saat ini melalui media
internet, termasuk yang sedang trend dan hits di media sosial.
Seperti
namanya wayang kulit, bahan baku pembuatan wayang tersebut dari kulit kerbau
yang dikeringkan, kemudian dibuat bentuk sesuai nama dan karakter wayang
tersebut, tentu tidak sembarang orang bisa mengerjakan wayang kulit hanya
seniman-seniman tertentu, di Bali sendiri yang terkenal sebagai pengrajin seni
wayang adalah desa Kamasan di Klungkung.Secara umum pementasan seni wayang
kulit di Bali mengusung cerita-cerita dalam epos Ramayana dan Mahabaratha.
Karya seni klasik ini memang tidak pernah pupus oleh jaman, apalagi kemampuan
seorang narator atau dalang yang mampu menciptakan inovasi dan berkreatifitas
sehingga seni pertunjukan wayang kulit ini menjadi kesenian rakyat paling hits
dan trend di Bali saat ini.
Kepiwaian
atau keahlian seorang dalang memang sangat menentukan dari pertunjukkan seni wayang
kulit tersebut, tentunya dalang tersebut tidak sembarang orang, selain lihai
memainkan wayang dan paham akan cerita-cerita tentang pewayangan, tentunya
harus pintar mengemas cerita-cerita yang ditampilkan sehingga menjadi
pertunjukkan menarik dan selalu diminati. Seperti kesenian wayang kulit saat
ini di Bali, dalam sajian pementasannya seklumit cerita yang diambil dari epos
Ramayana ataupun mahabaratha dikemas dan disertai dengan kritik sosial, guyonan
atau lelucon-lelucon segar, sehingga cerita yang ditampilkan tidak membosankan.
Bahkan
dalam pementasan wayang kulit di Bali, penonton malah lebih tertarik dengan
tampilan wayang dengan tokoh punakawan, yang menyajikan guyonan dan lelucon,
sang Dalang memang menyelipkan pesan-pesan sosial dan kritik dalam sebuah
guyonan, sehigga mudah dipahami dan menjadi banyolan yang menyegarkan, membuat
pikitan fresh kembali. Walaupun kesenian rakyat ini tergolong universal,
menyesuiakan keadaan masa kini, menyertakan lelucon-lelucon yang mengundang
tawa, sehingga bisa diterima di masyarakat dan bisa bersaing dengan berbagai
jenis hiburan high tech sekarang ini, namun tetap berpatokan pada pakem yang
ada, sesuai cerita yang disuguhkan, seperti tokoh bima dan Arjuna selalu memang
melawan tokoh-tokoh Korawa, begitu juga Rama selalu menang menghadapi Rahwana.
Wayang
kulit di Bali memang sering dipentaskan dalam rangkaian upacara agama dan juga
sebagai hiburan di masyarakat. Terdapat dua jenis wayang yaitu wayang Lemah
dipentaskan pada siang hari diperuntukkan sebagai perlengkapan dam rangkaian
upacara yadnya umat Hindu, dan wayang Peteng dipentaskan pada malam hari yang
diperuntukka untuk hiburan di masyarakat. Cerita-cerita yang ditampilkan dalam
pertunjukan seni wayang kulit di Bali, lebih mengajarkan tentang budi pekerti,
berisi pesan sosial yang kuat, kemapuan sang dalang membuat pesan-pesan sosial,
petuah-petuah mengenai nilai moral, etika dan agama yang disampaikan dikemas
dengan baik agar mudah dimengerti dan dipahami.
No comments:
Post a Comment