Ogoh –
ogoh merupakan tradisi masyarakat Bali untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Tradisi ini
biasanya diadakan di Pengerupukan. Pengerupukan merupakan hari sebelum Hari
Raya Nyepi atau tilem sasih kesanga. Ogoh-ogoh di Bali memiliki versi yang
berbeda. Ogoh-Ogoh juga termasuk seni patung yang berasal dari Kebudayaan
masyarakat Bali yang menggambarkan kepribadian dari Bhuta Kala.
Sejarah Ogoh-ogoh terjadi
pada zaman Dalem Balikang, saat itu ogoh-ogoh digunakan untuk upacara pitra
yadnya dan ada juga yang mengatakan tradisi ogoh-ogoh ini berawal dari tradisi
Ngusaba Ngong-Nging yang ada di desa Selat,Karangasem.Ada juga pendapat lain
yang menyatakan ogoh-ogoh ini muncul karena barong landung yang merupakan wujud
dari Raja Jaya Pangus dan Putri Kang Cing Wei (suami istri) yang memiliki wajah
buruk dan menyeramkan dan saat itu pula munculnya ogoh-ogoh.Informasi lain
mengatakan tradisi ogoh-ogoh ini ada di tahun 70-80an dan ada juga
yang mengatakan bahwa ogoh-ogoh terlahir karena adanya pengerajin patung
yang merasa jenuh untuk membuat patung yang terbuat dari bahan keras dan
memilih membuat patung yang terbuat dari bahan yang ringan.
Semakin
majunya zaman semakin maju juga tradisi ogoh-ogoh ini, Tradisi Ogoh-ogoh ini
juga semakin banyak yang meminati mulai dari turis dalam negeri maupun turis
luar negeri yang adatang ke Bali. Ogoh-Ogoh merupakan sebuah benda yang besar
dan berbentuk boneka raksasa.Ogoh-ogoh sendiri biasanya berbentuk Bhuta Kala
atau roh-roh yang jahat. Biasanya pembuatan ogoh-ogoh ini akan dilakukan
minggu-minggu sebelumnya atau bisa bulan-bulan sebelumnya karena bentuknya yang
besar dan memerlukan ketelitian yang sangat tinggi dalam pembuatan tokohnya dan
pembuatan ogoh-ogoh sendiri biasanya di buat oleh para pemuda di desa setempat.
Masyarakat Bali bisa menghabiskan dana hingga milyaran rupiah dan dana itu
dikeluarkan setiap tahunnya.
Awalnya ogoh-ogoh ini
terbuat dari kerangka kayu dan bambu setelah itu kerangka akan dibungkus dengan
kertas-kertas. Perkembangan zaman semakin maju sama halnya dengan bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat ogoh-ogoh, saat ini masyarakat Bali menggunakan
bahan berupa besi dan bambu yang telah dirangkai menjadi ayaman dan dibungkus
dengan gabus atau stereofoam dan dicat.
Makna yang terkandung dalam Parade Ogoh-Ogoh sendiri
merupakan sifat yang mencerminkan sifat manusia yang negatif. Parade Ogoh-ogoh
ini akan diarak keliling desa maupun dipentaskan. Untuk yang mengarak biasanya
akan meminum arak untuk menandakan sifat buruk dari dalam diri manusia. Berat
yang dipikul saat mengarak akan diakhiri dengan membakar ogoh-ogoh tersebut
sampai habis.Parade ogoh-ogoh ini juga diadakan dari sore hari sampai malam.
Dalam pelaksanaan parade ogoh-ogoh ini memiliki filosofi yang diharuskan untuk
manusia saling menjaga alam dan sumber daya untuk tidak merusak lingkungan
sekitarnya.
Artikel dikutip dari : https://balikami.com/makna-ogoh-ogoh-saat-hari-raya-nyepi
No comments:
Post a Comment